Posted by : LaSaro' Kamis, 10 Januari 2013



I.  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Analisis[1] data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Pekerjaan paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul (baik data kualitatif maupun data kuantitatif), adalah analisis data. Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Selain itu, analisis data sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis. Pada hakikatnya analisis
data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa  dipahami dengan mudah.
Analisis data dimaksudkan pertama-tama untuk mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, serta pikiran peneliti. Selain menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan. 
Menurut Mudjia Raharjo,[2] analisis data sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut. 
Metode analisis data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan metode statistik mana yang digunakan. Jadi, sejak membuat rancangan, maka metode analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi jika demikian, maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.
B.     Rumusan Masalah.
Berdasarkan pada uraian-uraian pada latar belakang di atas, maka dapatlah dikemukakan bahwa permasalahan-permasalahan yang menjadi inti pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Kapankah metode analisis data dilaksanakan ?
2.      Teknik  apa yang digunakan dalam menganalisis data ?
3.      Bagaimana model-model analisis data ?

II.                  PEMBAHASAN

A.    Pelaksanaan Analisis Data
Ada perbedaan mendasar baik dalam proses maupun dalam teknik analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif. Pada analisis data kuantitatif, pemilihan teknik analisis sangat ditentukan oleh besaran dan level pengukuran data apakah nominal, ordinal, interval dan rasio. Masing-masing sarana analisis memerlukan persyaratan untuk berlakunya uji hipotesa penelitian. Sedangkan analisa data pada penelitian kualitatif lebih tertuju pada proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain[3]. Selanjutnya dijelaskan  bahwa analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain.
Pelaksanaan analisis data dalam prosesnya, dapat dibedakan kepada dua bagian, yakni :

1.      Analisa Data Selama Pengumpulan Data

Miles dan Huberman[4] menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data membawa peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru. Melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan lembar rangkuman kontak (contact summary sheet), pembuatan kode-kode, pengkodean pola (pattern codding) dan pemberian memo.
Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab setiap pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara keseluruhan dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan :
(1)         Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap?
(2)         Tema dan isu apa dalam kontak?
(3)         Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa saja yang akan dilacak?
Persoalan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan dokumen yang terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam menangkap makna yang esensial dan menata kembali, serta merampingkan menjadi satuan-satuan yang siap dianalisis. Pengkodean diawali dengan penyusunan daftar kode. Dalam daftar kode yang dapat disimak dalam Miles & Huberman, [5]  terdapat 3 kolom, yakni kolom yang memuat label deskriptif untuk kategori umum dan kode-kode yang bersangkutan dengan kategori, berikutnya kolom yang memuat kode-kode secara rinci, sedangkan terakhir adalah kolom yang memuat kunci-kunci yang mengacu pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana kode diderivasi. Pemberian kode biasanya dilakukan pada tepi kiri dan tepi kanan pada catatan lapangan.
Kode pola adalah kode eksplanatori atau inferensial yaitu kode yang mengidentifikasi suatu tema, pola atau eksplanasi yang muncul untuk kepentingan analisis selanjutnya. Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah besar bahan bersama menjadi lebih bermakna dan dapat teridentifikasi. Proses ini dapat dikatakan merupakan “pengkodean-meta”. Pengkodean dimaksudkan sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola merupakan cara untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk.
Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang sangat menarik dan pengkodean biasanya memakan energi yang besar sekali, dimana peneliti dibanjiri dengan berbagai informasi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk lupa menangkap makna atau gejala umum dari apa yang sedang terjadi. Pembuatan memo adalah salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut.
2.      Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya Peneliti kualitatif banyak menyususn teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistimatik kepada pembaca. Penelitian kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi, seperti contoh : ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen, masyarakat lokal dan sebagainya[6].
B.     Teknik Analisis Data
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Penelitian harus rasional artinya penelitian ini dengan dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian yang dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis adalah proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Kesemua langkah-langkah tersebut harus dilewati oleh peneliti, diantaranya yaitu metode dalam menganalisis data.
Teknik analisis data yang biasa digunakan oleh para peneliti dalam melaksanakan penelitian, adalah; teknik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, statistik deskriptif dan inferensial, statistik parametris dan non parametris. [7]
1.      Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier, lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif
Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.
Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive. Empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah sebagai berikut:
a.       Model Quasi-statistical. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analisis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu code book. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut quasi statistik. Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai melakukan analisa isi.
b.      Model Analisa Template. Di model ini, peneliti mengembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat menyesuaikan diri dibanding suatu code book di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.
c.       Model Analisa Editing . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing.
d.      Model Immersion/crystallisasi. Model ini melibatkan pembaptisan total analisis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga model yang lain.
Kecenderungan dewasa ini penelitian kualitatif semakin mendapat tempat di hati para peneliti karena beberapa alasan yang antara lain bahwa ilmu-ilmu fisik memang dapat ditentukan di laboratorium karena memiliki uniformitas fisis yang tetap, sebaliknya perilaku sosial merupakan gejala unik yang uniformitasnya tidak dapat ditentukan sebelumnya, selain itu tingkah laku sosial terdapat bukan hanya seperangkat penilaian yang seragam tetapi setumpuk kecenderungan, kepentingan dan cita-cita yang kacau dan saling bersaingan; akhirnya dunia ini merupakan sesuatu yang komplek dan ganda. Pendekatan kuantitatif terasa ada ketidak sesuaian paradigma untuk menangani masalah-masalah empiris sosial seperti ini. Muncullah paradigma baru yakni pendekatan kualitatif.
2.      Analisis Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial . Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif bermuara pada survey.
3.      Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistika deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Misalnya penyajian data menggunakan table, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil, persentil, rata-rata, standar defiasi, porsentasi, korelasi, dan regresi tanpa pengujian signifikasi.
Statistik deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.
Statistik inferensial adalah teknik statistik untuk menganalisis data sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan). Bila peluang kesalahan sebesar 5 persen, maka taraf kepercayaannya sebesar 95 persen. Ini disebut sebagai taraf signifikasi yang mencerminkan kemampuan suatu sampel untuk dilakukan generalisasi terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan tertentu.
Statistik inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.
4.      Statistik Parametris dan Non Parametris
Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.
Ukuran uji dalam Statistik parametris antara lain : T-test, Anova, Korelasi.
Contoh :
– Rumusan masalah : berapa rata-rata penayangan iklan di TV ?
– Hypotesis : rata-rata penayangan iklan di TV paling lama 120 menit.
– Uji hipoteis : t-test
Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal dan ordinal dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi data harus normal. Sehingga kita kenal beberapa tes yang digunakan dalam penelitian hipotesis antara lain :
-          Test binomial,  digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jum,lha sampelnya kecilnya (kurang dari 25). 
-          Chi kuadrat, digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebi kelas, data berbentuk nominal dan smapelnya besar. yang dimaksud hipotesis deskriptif diatas adlah merupakan estimasi gugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi anatra kategori satu dan kategori lainnya dalam sebuah sampel tentang suatu hal. 
-          Run test, digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila datanya berbentuk ordina. pengujian dilakukan dengan dengancara mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data sampel. 
-          McNemar Test, digunakan untk mengji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit. dancangan peneitianya biasanya bebentuk before after. jadi hipotesa penelitian merupakan perbandaingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan.
-          Sign Test., Test ini digunakan untuk menguji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. teknik ini dianamakan uji tanda karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda yaitu tanda positif dan negatif.
-    Wilcoxon Match Pairs Test, Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). kalau dalam uji tanda besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan sedangkan dlaam uji wilcoxon ini diperhitungkan, teknik digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal.
-    Chi kuadrat dua sampel, digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua smapel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. cara perhitungan dapat menggunakan rumus yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2×2.
-          Fisher Exact Probability Test, digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal untuk sampel yang besar duigunakan chi kuadrat.
-          Test median, digunakan untuk menguji signifikansi hipoteis komparatif dua smapel independen bila datanya bernbentuk nominal atau ordinal. pengjuijan didasarkaan atas median dari smapel yang diambil secara random. dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.
-          Mann-Whitney U-Test, digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal test ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indenden bila datanya berbentuk ordinal.
C.    Model-model Analisis Data
Mudjia Raharjo, [8]  mengemukakan bahwa dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai sebagai  pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar  model analisis itu diuraikan sebagai berikut:
1.      Analisis Domain (Domain analysis).
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir.
2.      Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).
Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam.
3.      Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan.
4.      Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian.
III. P E N U T U P
I.   Kesimpulan
            Berangkat dari  pokok permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut;
1.      Pelaksanaan analisis data dalam prosesnya, dapat dibedakan kepada dua bagian, yakni analisa data selama pengumpulan data dan analisis data setelah pengumpulan data.
2.      Teknik analisis data yang biasa digunakan oleh para peneliti dalam melaksanakan penelitian, adalah; teknik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, statistik deskriptif dan inferensial, statistik parametris dan non parametris,
3.      Model-model analisis data yang biasa digunakan dalam penelitian adalah ; analisis domain (domain analysis),  analisis taksonomi (taxonomy analysis), analisis komponensial (componential analysis), dan analisis tema kultural (discovering cultural themes).
II. Saran-saran
            Penulis menyadari bahwa masih telalu banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif,  Jakarta:  Kencana prenada media group, 2008.
Dajan, Anto, 1996, Pengantar Statistik Jilid I, , Jakarta.  LP3ES, 1996
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana prenada media group, 2007.
Nasution A, Buku penuntun membuat tesis, skripsi, disertasi, makalah,  t.tp., Bumi Aksara: 1996.
Al Rasyid, Harun, Hand out Statistik Sosial, Bandung,  PPS UNPAD, 2000.
Sudradjat  M, Metode Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala,  Bandung, UNPAD Bandung. 2002.
http://ardhana12.wordpress.com/.../teknik-analisis-data-dalam-penelitian/19-12-2011


[1]Analisis adalah proses menyusun dan menggabungkan data ke dalam pola, tema, kategori. Analisis dan pada dasarnya bukan merupakan hal yang berjalan bersama, keduanya dilakukan sejak awal penelitian.” Nasution A, Buku penuntun membuat tesis, skripsi, disertasi, makalah (t.tp., Bumi Aksara: 1996), h. 126.
[3]Bungin Dan Burhan, Penelitian Kualitatif  (Jakarta: Kencana prenada media group, 2008) h. 155–156.
[4] Miles, M.B. dan Huberman, A.M.,  Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang MetodeaMetode Baru (Jakarta,  UIPress, 1992),  h. 57
[5] Ibid,, h. 58-59
[6]Rachmat Kriyantono , Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 247
[7]http://ardhana12.wordpress.com/.../teknik-analisis-data-dalam-penelitian/19-12-2011

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

My Blog List

Assalamu Alaikum Warahmatulah Wabarakatuh

Burung

Senoga Bermanfaat-Jangan Lupa Meninggalkan Komentar
Awali Segalanya Dengan "Bismillahir Rahmanir Rahiim" Akan Dapat BerkahNya

Blogroll

Popular Post

Followers

Trsnalate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jadwal Shalat

Download Software Gratis

SMS Gratis

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © 2013 Auliya AS Hamdi Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -